Kenapa Dolar Jadi Raja Uang Dunia? Dari Emas, Dinar, hingga Fiat

Sebuah cerita sederhana tentang perjalanan uang dari emas hingga dolar menjadi pusat keuangan dunia.

Pada suatu sore, seorang anak muda bernama Raka duduk bersama kakeknya di teras rumah. Raka penasaran dengan sebuah berita yang ia baca: Dolar masih jadi mata uang utama dunia. Ia pun bertanya:

“Kakek, kenapa sih sekarang orang-orang pakai uang kertas? Kenapa tidak pakai emas atau dinar saja? Bukankah emas nilainya lebih nyata?”

Kakek tersenyum, lalu mulai bercerita.

“Dulu, Nak, orang memang pakai emas dan perak. Bahkan di beberapa kerajaan Islam, dinar emas dan dirham perak jadi alat tukar utama. Nilainya stabil karena emas dan perak terbatas jumlahnya. Tapi ada masalah: kalau orang mau beli kambing atau beras, mereka harus menimbang emas atau memotong-motong perak. Ribet, kan?”

Raka mengangguk, membayangkan orang zaman dulu repot membawa kantong emas ke pasar.

“Lalu muncullah ide uang kertas,” lanjut kakek. “Awalnya, uang kertas itu hanya wakil emas. Artinya, kalau kamu punya selembar uang, kamu bisa menukarnya dengan emas di bank. Itu yang disebut standar emas.”

“Lalu kenapa sekarang uang kertas tidak bisa ditukar emas lagi?” tanya Raka penasaran.

“Setelah Perang Dunia II, negara-negara berkumpul di perjanjian Bretton Woods tahun 1944. Saat itu, Amerika Serikat punya cadangan emas terbesar di dunia. Mereka sepakat menjadikan dolar sebagai pusat, karena dolar bisa ditukar dengan emas. Jadi negara lain menyimpan dolar, bukan langsung emas.”

“Lalu apa yang terjadi?” tanya Raka lagi.

“Masalahnya,” kata kakek, “Amerika butuh banyak uang untuk membiayai perang Vietnam dan pembangunan. Mereka mencetak dolar lebih banyak daripada emas yang mereka punya. Akhirnya, pada tahun 1971, Presiden Richard Nixon menghentikan penukaran dolar dengan emas. Sejak saat itu, kita pakai yang namanya uang fiat.”

“Uang fiat itu apa, Kek?” tanya Raka sambil mengernyitkan dahi.

“Uang fiat artinya uang yang nilainya bukan dari emas atau perak, tapi dari kepercayaan. Orang percaya pada pemerintah dan bank sentral yang menerbitkannya. Jadi lembaran kertas itu berharga karena semua orang sepakat menerimanya. Kalau kepercayaan hilang, nilainya bisa jatuh.”

“Oh, jadi dolar jadi pusat dunia karena Amerika kuat dan dulu punya emas terbanyak, ya?”

“Betul sekali,” jawab kakek. “Selain itu, perdagangan minyak dan komoditas besar dihargai dalam dolar. Inilah yang membuat dolar semakin kokoh sebagai mata uang dunia. Meski sudah tak ditopang emas, orang percaya karena ekonomi Amerika besar dan militernya kuat.”

Kesimpulannya: Dulu emas dan dinar jadi standar, lalu muncul standar emas dengan uang kertas. Setelah 1971, lahirlah uang fiat yang hanya berdasar kepercayaan. Dolar menjadi pusat karena cadangan emas AS, kekuatan ekonominya, militernya, serta perdagangan global yang memakai dolar.

Raka menatap uang kertas di dompetnya. “Jadi uang ini sebenarnya cuma kertas, ya Kek? Yang penting semua orang percaya.”

Kakek tertawa pelan. “Iya, Nak. Nilai uang modern lahir dari janji dan kepercayaan. Dulu emas jadi jaminan, sekarang kepercayaan pada negara yang jadi pondasi. Itulah kenapa dolar tetap jadi pusat uang dunia — bukan lagi emas, bukan lagi dinar, tapi kesepakatan global.”

Disclaimer: Artikel ini hanya untuk tujuan edukasi dan informasi. Bukan saran investasi atau ajakan menggunakan mata uang tertentu.

Kenapa Dolar Jadi Raja Uang Dunia? Dari Emas, Dinar, hingga Fiat Kenapa Dolar Jadi Raja Uang Dunia? Dari Emas, Dinar, hingga Fiat Reviewed by KabarAI on September 15, 2025 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.